Kamis, 09 Agustus 2012

Menata Ikhlas Meraih Bahagia

Setiap manusia pasti menginginkan kehidupan yang bahagia, menikmati hidup ini tanpa merasa terbebani oleh berbagai masalah. Dan hal ini hanya akan dirasakan oleh orang yang sungguh-sungguh berupaya ikhlas, menjaga setiap amalnya, baik amal ibadah maupun amal shalih dalam kehidupan bermasyarakatnya, hanya bagi Allah. Tidak terbesit keinginan untuk dipuji, dihargai, dihormati makhluk. Ringan saja ketika melakukan sesuatu, yang penting baginya adalah ridha dan berkah Allah. Ia tahu bahwa tugasnya di dunia ini hanya dua, pertama luruskan niat selalu, hanya demi meraih cinta Allah, lalu selanjutnya ia harus menyempurnakan ikhtiar agar hasil yang diharapkan betul-betul optimal, terbaik yang dapat dipersembahkannya. Sehingga ia tidak peduli dengna penghargaan orang lain, ia tetap bersemangat beramal shalih, baginya yang penting apa yang dilakukannya mendapat ridha Allah. Rezeki baginya adalah ketika ia mampu berbuat meluruskan niat dan beramal dengan amal terbaik.
          
          Untuk mencapai tingkatkan ikhlas tertinggi (meraih ridha Allah), menurut Iman Ali RA ada beberapa level ikhlas, antara lain; pertama, ikhlasnya seseorang untuk meraih kebahagiaan duniawi. Ketika berdoa pun, ia berharap keinginan duniawi semata. Walaupun tingkatan terendah, namun lebih baik karena ia hanya meminta kepada Allah saja. Lalu kedua, ikhlasnyaseorang pedagang, ia berusaha ikhlas namun dengan menghitung-hitung pahala terlebih dulu. Jika suatu amal banyak mendatangkan pahala, pasti ia bersemangat mengerjakannya. Berharap amal tersebut dapat menghapuskan dosa serta menguntungkan dunianya. Ketiga, ikhlas seorang hamba sahaya, ia takut sekali dengan ancaman Allah agar Allah tidak murka kepadanya. Keempat, ikhlasnya orang yang berharap surga, balasan baik dari Allah, sehingga amal yang dikerjakannya betul-betul diperuntukkan sebagai bekal hidup di akhirat kelak, agar ia meraih surga, balasan tertinggi Allah. Tingkat terakhir, kelima, ikhlas tingkat tertinggi, ia pasrah berharap cinta Allah. Ia hanya berkehendak dapat berjumpa Allah kelak, selain itu terserah Allah, ia tidak begitu peduli dengan balasan Allah. Cukup baginya cinta dan persuaan dengan Allah nanti. Subhanaallah, mudah-mudahan suatu saat kita dapat meraih tingkatan ikhlas tertinggi ini. Aamiin.

          Untuk menjadi seorang yang ikhlas pasti memerlukan latihan (riyadhah), berat memang pada awalnya, namun jika sungguh-sungguh berupaya, pasti akan berbuah keikhlasan yang tiada bandingnya dengan kehidupan dunia ini. Cobalah mulai berusaha melupakan setiap amal yang kita lakukan, seakan-akan kita tidak pernah melakukannya. Dan jangan membeda-bedakan amal besar atau amal kecil, semua amal sama saja, upayakan berbuat terbaik dalam amal apapun juga. Lupakan pula penghargaan atau celaan orang lain, upayakan bersikap biasa-biasa saja dengan semua yang telah kita lakukan. Serta jangan berharap balasan berbentuk pujian, materi atau penghargaan dari orang lain, bisa jadi balasan amal itu berupa pahala atau ridha Allah, bukankah hal itu lebih baik.

Sumber: Buletin Sakinah edisi Juni 2012

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan isi komentar di bawah ini menggunakan bahasa yang sopan dan tidak mengandung SARA.,
Say No To Racism!!!