Penemuan
LSD (lysergic acid
diethylamide-25) membuka
gerbang baru dalam pengobatan syaraf serta riset-riset ilmiah mengenai pikiran
dan kondisi psikis manusia. Mekanisme kerja LSD
pada sistem syaraf serupa dengan sebagian besar obat anti depresan modern yang
digunakan pada saat ini.
Penggunaan LSD yang umum digunakan di Amerika agak berbeda, LSD
dalam dosis tinggi tunggal (0.3 sampai 0.6 mg) diberikan setelah pasien
diberikan persiapan psikologis. Metode ini dikenal dengan nama terapi
psikedelik, yang mencoba memunculkan pengalaman mistis-religius melalui efek
LSD. Pengalaman ini dapat berguna sebagai titik awal untuk mengatur ulang dan
menyembuhkan kepribadian pasien ketika dibarengi dengan perawatan psikoterapi.
Istilah psikedelik, yang kurang lebih berarti “perluasan pikiran” dikenalkan
oleh Humphry Osmond, yang mengawali riset LSD di Amerika.
Pengalaman dengan LSD dilaporkan memicu pengalaman estetis yang
luar biasa dan membawa inspirasi baru pada proses kreatif. Bahkan muncul jenis
seni baru yang dikenal sebagai seni psikedelik, yang mencakup hasil karya yang
dihasilkan dengan LSD dan obat psikedelik lain sebagai stimulus dan sumber
inspirasi. Bahkan terdapat sebuah buku yang membahas seni psikedelik yang
ditulis oleh Robert E. L. Masters dan Jean Houston yakni Psychedelic Art yang
diterbitkan Balance House pada tahun 1968.
Karya psikedelik ini tidak dibuat ketika obat bekerja, hanya
setelah seniman mendapat inspirasi dari pengalaman dengan LSD. Ini dikarenakan
selama LSD masih bekerja, aktivitas kreatif agak terhambat karena cakupan imaji
yang muncul terlalu besar dan terlalu cepat untuk ditangkap dan diterjemahkan
dalam suatu karya seni. Sebuah percobaan skala besar pernah dilakukan oleh
psikiater Munich Richard P. Hartmann, dimana 30 pelukis terkenal berpartispasi
dalam eksperimen LSD dalam seni, yang kemudian dipublikasi dalam buku Mlerei
aus Bereichen des Unbewussten: Kunstler Experimentieren unter LSD [Painting
from spheres of the unconscious: artists experiment with LSD].
Terdapat
sekumpulan pemuda yang tergabung dalam grup band The
Warlocks, yang kemudian mengganti nama menjadi The
Grateful Dead, yang mengeluarkan lagu-lagu hits dalam daftarbillboard saat itu. Selaint itu juga terdapat
beberapa musisi seperti The Beatles, Jimi
Hendrix, dan The Doors yang mengaku menggunakan LSD. Namun
kemudian LSD menjadi sangat terkenal pada periode 1964 sampai 1966, terutama
dalam hal pelaporan tentang beragam kecelakaan, kejahatan, pembunuhan serta
kasus bunuh diri akibat pengaruh LSD. Sedemikian hingga seorang atasan Hofmann
Professor Stoll, sampai berkata pada Hofmann: “Saya lebih suka kamu tidak
menemukan LSD.” Bagaimana LSD kemudian banyak disalahgunakan? Ikuti terus
kisahnya hanya di Netsains.com
Sumber: abdulkarimismail.blogdetik.com
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan isi komentar di bawah ini menggunakan bahasa yang sopan dan tidak mengandung SARA.,
Say No To Racism!!!