Sabtu, 11 Agustus 2012

Penemuan LSD (Lysergic Acid Diethylamide)

          Penemuan LSD (lysergic acid diethylamide-25) membuka gerbang baru dalam pengobatan syaraf serta riset-riset ilmiah mengenai pikiran dan kondisi psikis manusia. Mekanisme kerja LSD pada sistem syaraf serupa dengan sebagian besar obat anti depresan modern yang digunakan pada saat ini.
          Penggunaan LSD yang umum digunakan di Amerika agak berbeda, LSD dalam dosis tinggi tunggal (0.3 sampai 0.6 mg) diberikan setelah pasien diberikan persiapan psikologis. Metode ini dikenal dengan nama terapi psikedelik, yang mencoba memunculkan pengalaman mistis-religius melalui efek LSD. Pengalaman ini dapat berguna sebagai titik awal untuk mengatur ulang dan menyembuhkan kepribadian pasien ketika dibarengi dengan perawatan psikoterapi. Istilah psikedelik, yang kurang lebih berarti “perluasan pikiran” dikenalkan oleh Humphry Osmond, yang mengawali riset LSD di Amerika.
          Pengalaman dengan LSD dilaporkan memicu pengalaman estetis yang luar biasa dan membawa inspirasi baru pada proses kreatif. Bahkan muncul jenis seni baru yang dikenal sebagai seni psikedelik, yang mencakup hasil karya yang dihasilkan dengan LSD dan obat psikedelik lain sebagai stimulus dan sumber inspirasi. Bahkan terdapat sebuah buku yang membahas seni psikedelik yang ditulis oleh Robert E. L. Masters dan Jean Houston yakni Psychedelic Art yang diterbitkan Balance House pada tahun 1968.
Karya psikedelik ini tidak dibuat ketika obat bekerja, hanya setelah seniman mendapat inspirasi dari pengalaman dengan LSD. Ini dikarenakan selama LSD masih bekerja, aktivitas kreatif agak terhambat karena cakupan imaji yang muncul terlalu besar dan terlalu cepat untuk ditangkap dan diterjemahkan dalam suatu karya seni. Sebuah percobaan skala besar pernah dilakukan oleh psikiater Munich Richard P. Hartmann, dimana 30 pelukis terkenal berpartispasi dalam eksperimen LSD dalam seni, yang kemudian dipublikasi dalam buku Mlerei aus Bereichen des Unbewussten: Kunstler Experimentieren unter LSD [Painting from spheres of the unconscious: artists experiment with LSD].
          Terdapat sekumpulan pemuda yang tergabung dalam grup band The Warlocks, yang kemudian mengganti nama menjadi The Grateful Dead, yang mengeluarkan lagu-lagu hits dalam daftarbillboard saat itu. Selaint itu juga terdapat beberapa musisi seperti The Beatles, Jimi Hendrix, dan The Doors yang mengaku menggunakan LSD. Namun kemudian LSD menjadi sangat terkenal pada periode 1964 sampai 1966, terutama dalam hal pelaporan tentang beragam kecelakaan, kejahatan, pembunuhan serta kasus bunuh diri akibat pengaruh LSD. Sedemikian hingga seorang atasan Hofmann Professor Stoll, sampai berkata pada Hofmann: “Saya lebih suka kamu tidak menemukan LSD.” Bagaimana LSD kemudian banyak disalahgunakan? Ikuti terus kisahnya hanya di Netsains.com


0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan isi komentar di bawah ini menggunakan bahasa yang sopan dan tidak mengandung SARA.,
Say No To Racism!!!