Baru-baru
ini telah dirancang sebuah pohon cemara jenis Douglas (Douglas spruce) secara genetika yang menghasilkan cahaya sendiri.
Pohon
ini memerlukan 2 bahan genetika untuk menghasilkan cahaya. Satu untuk enzim luciferase, yang ditemukan di dalam kunang-kunang,
dan lainnya untuk sebuah zat yang disebut protein cahaya hijau (flourescent), ditemukan di dalam
ubur-ubur. Kedua bahan genetik ini ditanamkan pada bakteri yang tidak
berbahaya, dan lalu diletakkan pada tanaman yang baru tumbuh. Pembuatan cahaya
ini juga melibatkan sebuah persenyawaan yang disebut luciferin, yang dapat
dicampur ke dalam pupuk khusus yang tersedia dalam pohonnya.
Luciferase adalah katalis di dalam reaksi kimia yang melibatkan luciferin dan oksigen. Seperti semua enzim, luciferase mempercepat reaksi tanpa dirinya ikut berubah dalam reaksi tersebut. Di dalam reaksi, luciferin teroksidasi, yaitu, ia kehilangan sebuah elektron dan molekul-molekulnya berpindah ke tingkat energi yang lebih rendah, yaitu dalam keadaannya yang lebih stabil, molekul-molekul melepaskan energi dalam bentuk cahaya. Cahaya yang dihasilkan dalam reaksi akan menggerakan molekul-molekul GFP, yang menyebabkan molekul-molekul GFP memancarkan sebuah cahaya hijau sehingga memberikan cahaya pada pohon tersebut. Para ilmuwan juga telah menemukan protein cahaya (flourescent) merah dan biru, menimbulkan kemungkinan adanya sebuah pohon dengan beraneka ragam cahaya.
Luciferase adalah katalis di dalam reaksi kimia yang melibatkan luciferin dan oksigen. Seperti semua enzim, luciferase mempercepat reaksi tanpa dirinya ikut berubah dalam reaksi tersebut. Di dalam reaksi, luciferin teroksidasi, yaitu, ia kehilangan sebuah elektron dan molekul-molekulnya berpindah ke tingkat energi yang lebih rendah, yaitu dalam keadaannya yang lebih stabil, molekul-molekul melepaskan energi dalam bentuk cahaya. Cahaya yang dihasilkan dalam reaksi akan menggerakan molekul-molekul GFP, yang menyebabkan molekul-molekul GFP memancarkan sebuah cahaya hijau sehingga memberikan cahaya pada pohon tersebut. Para ilmuwan juga telah menemukan protein cahaya (flourescent) merah dan biru, menimbulkan kemungkinan adanya sebuah pohon dengan beraneka ragam cahaya.
Sejauh
ini, pohon ini hanya ada di atas kertas, tetapi teknologi ini sudah terbukti.
Para ilmuwan sudah menggunkan GFP untuk menghasilkan tikus, kentang, dan kain
sutra yang bercahaya. Saat ini, biaya merupakan rintangan utama untuk membuat
pohon bercahaya tersebut. Paling tidak untuk permulaan, sebuah pohon memerlukan
biaya sebesar 350 dolar US, lebih besar dari kebanyakan orang mau membelanjakan
uangnya.
Sumber: www.chem-is-try.org
sukses untuk anda..
BalasHapustapi warna kuning pada background blog bikin mata silau dan gak bisa lihat tulisan..
maaf yach
Thnx dah brkunjung n mkasih kritikannya,,
Hapusbener bener MANTAP
BalasHapus