Fenomena campuran
air dan minyak yang cenderung terpisah dapat menyatu karena keajaiban
emulsifier. Tetesan-tetesan (droplets)
kecil yang tersebar disebut fase diskontinu ataupun fase terdispersi, sedangkan
cairan tempat fase diskontinu terdispersi disebut fase kontinu. Bila campuran
minyak dan air dikocok akan terbentuk emulsi. Namun, butiran minyak mudah
bergabung kembali karena emulsi yang terbentuk tak stabil. Guna menjaga
kestabilan emulsi tersebut secara baik dan dalam waktu lama diperlukan emulsifier.
Emulsifier atau zat
pengemulsi didefinisikan sebagai senyawa yang mempunyai aktivitas permukaan (surface-active agents) sehingga dapat
menurunkan tegangan permukaan (surface
tension) antara udara-cairan dan cairan-cairan yang terdapat dalam suatu
sistem makanan. Kemampuan menurunkan tegangan permukaan menjadi hal menarik
karena emulsifier memiliki keajaiban struktur kimia yang mampu menyatukan dua
senyawa berbeda polaritasnya.
Tingkat penurunan tegangan permukaan oleh senyawa pengemulsi berkisar antara 50 dyne/cm hingga kurang dari 10 dyne/cm pada konsentrasi lebih kecil dari 0,2 persen.
Tingkat penurunan tegangan permukaan oleh senyawa pengemulsi berkisar antara 50 dyne/cm hingga kurang dari 10 dyne/cm pada konsentrasi lebih kecil dari 0,2 persen.
Daya kerja
emulsifier menurunkan tegangan permukaan dicirikan bagian lipofilik (nonpolar)
dan hidrofilik (polar) yang terdapat pada struktur kimianya. Ukuran relatif
bagian hidrofilik dan lipofilik zat pengemulsi menjadi faktor utama dalam
pengelmusian. Penentuan pengemulsi yang cocok pada produk pangan olahan
tertentu, telah dikembangkan sistem HLB (perimbangan hidrofilik/lipofilik).
Jika emulsifier memiliki kecenderungan terikat lebih kuat pada air atau nilai
HLBnya tinggi, maka emulsifier dapat membantu terbentuknya emulsi minyak dalam
air (M/A). Contohnya susu, es krim, dan mayonnase. Sebaliknya, jika emulsifier
memiliki kecenderungan terikat lebih kuat terhadap minyak atau nilai HLB
rendah, akan terbentuk emulsi air dalam minyak (A/M). Contohnya mentega dan
margarin.
Emulsifier juga
menjadi kunci rahasia perancangan berbagai minuman kesehatan yang kini banyak
diminati masyarakat. Formulasinya menghadirkan dua tantangan utama, yakni upaya
membuat keseragaman dispersi dari nutrisi yang larut dalam lemak, seperti
vitamin dan karotenoid pada minuman yang berbasis air. Tahap selanjutnya
bagaimana menggabungkan rasa jeruk dengan minyak tertentu misalnya, sehingga
produk dapat diterima konsumen. Kedua tantangan ini mendorong ahli pangan
mencari jenis emulsifier yang dapat berfungsi ganda.
Implikasinya, di
masa depan emulsifier makin menunjukkan keajaibannya karena penelitian di
bidang makanan dan minuman berbasis emulsi perkembangannya makin pesat di
negara-negara maju. Bagaimana dengan Indonesia? Kita tunggu kelanjutan
ceritanya..hahahaha..
Sumber : www.kompas.co.id
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan isi komentar di bawah ini menggunakan bahasa yang sopan dan tidak mengandung SARA.,
Say No To Racism!!!